Dunia Bangunan – Pernahkah Anda melihat bangunan di kota yang memiliki bentuk desain unik yang tak beraturan? Ini merupakan salah satu konsep dari arsitektur dekonstruksi.
Ya, gaya bangunan dengan konsep dekonstruksi cenderung lebih anti mainstream dibandingkan dengan bangunan tradisional atau modern.
Lantas Apa itu arsitektur Dekonstruksi? Simak jawabannya di bawah ini.
Arsitektur Dekonstruksi
Tepatnya di zaman perkembangan setelah postmodern (1980-an), kata Dekonstruksi muncul untuk pertama kalinya. Dalam bidang arsitektur, kemunculan kata dekonstruksi merujuk sebagai bentuk penolakan terhadap kaidah dan standar arsitektur modern yang berlaku di masa itu.
Secara definisi, arsitektur dekonstruksi diartikan sebagai gaya arsitektur yang menggambarkan ketidakaturan, bentuk yang tidak bisa dideskripsikan, dan banyaknya eksperimen geometris dalam berbagai komponen konstruksinya.
Bahkan terkadang para arsitek menggunakan dekonstruksi dengan sengaja untuk menciptakan ketidaknyamanan dan kebingungan dari dalam atau luar fasad. Alhasil, gerakan desain ini berpengaruh besar terhadap desain arsitektur kontemporer.
Arsitektur dekonstruksi diartikan juga sebagai gaya desain dengan pendekatan sebagai percobaan melihat arsitektur dari sudut lain, sehingga menciptakan bentuk yang tidak sesuai pada prinsip arsitektur umumnya.
Arsitektur dekonstruktivisme dalam arsitektur mulai dikenal oleh publik sebagai hasil entri desain untuk kompetisi arsitektur Parc de la Villette di tahun 1982, yang mana desainnya diajukan oleh Jacques Derrida, Peter Eisenman, dan Bernard Tschumi.
Tak sedikit yang menyebutkan bahwa Dekonstruksi merupakan desain yang paling unik dan menonjol dibandingkan dengan bangunan pada umumnya.
Ada banyak tokoh arsitektur dekonstruksi yang terkenal, di antaranya ada Coop Himmelb, Frank Gehry, Zaha Hadid, Daniel Libeskind, Bernard Tschumi, Peter Eisenman, dan Rem Koolhaas.
Karakteristik dan Ciri Khas Arsitektur Dekonstruksi
Untuk memahami lebih jauh terkait arsitektur dekonstruksi, Anda bisa mengenali karakteristiknya di bawah ini
Memiliki Bentuk yang Tidak Harmonis
Hampir semua bangunan yang mengusung konsep Dekonstruktivisme memiliki bentuk yang cenderung menentang gaya bangunan tradisional yang lebih mengutamakan keharmonisan dan stabilitas desain.
Arsitektur dekonstruksi ini umumnya muncul dengan adanya manipulasi tampilan bangunan yang ditandai tidak adanya keharmonisan, keseimbangan atau simetris, sehingga menghasilkan desain bentuk yang lebih impresif dan spektakuler.
Terdapat Cladding yang Tidak Beraturan
Munculnya cladding atau pemasangan material tertentu yang direkatkan pada dinding ekterior serta memiliki bentuk yang tidak beraturan dan terkesan terdistorsi adalah ciri khas dari bangunan yang menggunakan gaya dekonstruksi.
Bagian ini juga memudahkan Anda untuk mengidentifikasi bangunan tersebut sebagai gaya dekonstruksi.
Umumnya, material cladding yang digunakan pada gaya arsitektur ialah GRC, sebab lebih mudah dibentuk sesuai dengan seleranya.
Menyatukan Berbagai Elemen yang Saling Berlawanan
Bangunan yang memiliki bentuk atap yang lazim atau bentuk jendela yang terlihat seperti terdistorsi adalah bentuk khas dari bangunan deconstruction architecture.
Bentuk bangunan gaya ini memang sengaja untuk menyandingkan elemen yang saling berlawanan atau bertentangan.
Jadi, jangan heran jika Anda melihat atap bangunan yang meliuk atau pintu yang berbentuk lingkaran atau melengkung, hingga fasad rumah yang didesain aneh, sebab bangunan ini dibangun dengan tidak menggunakan unsur logis.
Geometri 3D Lebih Ditonjolkan
Ciri khas lain dari bangunan yang mengusung gaya Dekonstruksi ialah lebih menonjolkan geometri tiga dimensi pada berbagai elemen bangunan yang memberi kesan miring dan semrawut, bahkan bisa dilihat dari berbagai sisi. Dengan kata lain, proyeksi Dekonstruksi ini hampir tidak ada hasil proyeksi yang memiliki dua dimensi dalam satu arah saja.
Sebab, konsep ini memiliki prinsip yang melanggar norma arsitektur konvensional, khususnya pada struktur dan tampilan bangunan. Hal ini yang justru menghasilkan tampilan unik dan kesan anti mainstream pada bangunan.
Warna Sebagai Aksen
Pada bangunan dengan gaya dekonstruktif, warna hanya berperan sebagai aksen, sebaliknya penggunaan tekstur cenderung tidak memiliki atau kurang berperan. Sebab, arsitektur ini juga memiliki prinsip utama dimana semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Dengan kata lain, Dekonstruktif menekankan bahwa dalam bidang arsitektur tidak ada yang absolut dan tidak adanya aliran yang dianggap terbaik.
Contoh Bangunan Gaya Arsitektur Dekonstruktif
Di berbagai belahan dunia, ada bangunan arsitektur dekonstruktif yang cukup terkenal. Adapun contohnya bisa Anda simak ulasan berikut:
Walt Disney Concert Hall (Los Angeles, California) oleh Frank Gehry
Pertama ada bangunan Walt Disney Concert Hall, di mana bangunan ini berdiri di seberang jalan dari Broad Museum oleh DS+R yang berkawasan di New York.
Bangunan ini merupakan monumental yang dibuat oleh Frank Gehry. Tepatnya di pusat Kota LA, bangunan ini selesai di tahun 2003. Salah satu keunikan dari bangunan ini ialah kemampuannya dalam memantulkan cahaya yang tampak naik turun selayaknya not not musik dari soundtrack Disney.
Denver Art Museum (Colorado) oleh Daniel Libeskind
Tepatnya di tahun 2006 setelah selesai perluasan dinamis ke bangunan Denver Art Museum datang dari Daniel Libeskind, yakni salah satu arsitek yang paling revolusioner di dunia.
Inspirasi bangunan ini berasal dari pegunungan Rocky di sekitarnya, serta pertumbuhan Denver sebagai kota. Bentuk sudut Libeskind yang tajam ini menarik lebih banyak pengunjung museum sejak didirikannya.
Phaeno Science Centre (Wolfsburg, Jerman) oleh Zaha Hadid
Zaha Hadid yakni salah satu arsitektur yang cukup terkenal, di mana ia sering membuat bangunan yang bersifat anti mainstream. Siapa sangkat pusan Phaeno yang ikonik ini juga menjadi hasil karya milik Zaha Hadid. Bangunan ini diselesaikan pada tahun 2005 sebagai pusat sains interaktif.
Bangunannya terbuat dari beton dan kaca, serta memiliki bentuk unik yang menyerupai ikan paus. Tak tanggung-tanggung desain bangunannya ini mengubah lingkungan binaan Wolfsburg mendapatkan anugerah RIBA European Award.