Dunia Bangunan – Salah satu karakteristik tanah rawa yang kerap dipertimbangkan jika ingin membangun rumah di atas lahan tersebut adalah lembek dan becek. Hal ini membuat banyak orang membutuhkan tips membangun rumah di tanah rawa.
Bagaimana tidak, salah satu standar tanah yang baik untuk dibangun adalah padat dan liat. Rumah yang dibangun di atas tanah seperti itu pun masih dapat hancur ketika diterjang banjir dan gempa, terlebih jika dibangun di atas tanah yang lembek.
Tips Membangun Rumah di Tanah Rawa
Membuat Perizinan dan Memastikan Status Lahan
Apapun jenis tanah yang ingin Anda bangun, mengurus perizinan adalah hal yang mutlak perlu dilakukan. Terlebih, karena menyangkut dengan hukum, lebih baik langkah ini dilakukan pada saat pembangunan belum dimulai.
Hal ini menjadi penting jika rumah yang Anda bangun suatu saat nanti akan dijual sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Dengan mengurus perizinan di awal, Anda bisa mengetahui status tanah tersebut agar tidak mengalami masalah di kemudian hari. Anda dapat mengurus perizinan ini secara langsung kepada pemerintah setempat.
Ketahui Kedalaman Tanah
Jika Anda sudah memastikan status lahan tersebut dan memperoleh izin membangun rumah di atasnya, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengetahui kedalaman tanah. Ya, Anda harus mengukur kedalaman tanah rawa tersebut.
Mengapa langkah ini penting? Karena tanah yang lembek seperti rawa atau sawah memiliki dasar yang keras. Nah, dasar yang keras tersebut yang akan Anda gunakan untuk menancapkan fondasi rumah.
Salah satu cara mengetahui kedalaman tanah adalah dengan menggunakan teknologi georadar. Jika didapati bahwa tanah gembur tersebut tidak terlalu dalam, Anda bisa mengambil dan menggantinya dengan tanah yang keras dan padat.
Meratakan Tanah
Jika sudah mendapatkan tanah yang keras, maka selanjutnya adalah meratakan tanah atau lahan yang akan dibangun. Terdapat dua cara yang bisa Anda lakukan jika ingin meratakan tanah, yaitu dengan cara tradisional dan modern.
Cara tradisional yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan cangkul. Sedangkan cara modern adalah dengan menggunakan mesin atau alat berat yang biasa disebut sebagai uruk.
Selain membuat kinerja lebih cepat, memanfaatkan alat berat untuk meratakan tanah bisa memberi hasil yang lebih baik. Selanjutnya, mesin tersebut bisa digunakan untuk memadatkan tanah sehingga memiliki karakter kokoh dan tidak mudah longsor atau tergeser.
Mematangkan Tanah
Proses pematangan tanah bisa berlangsung hingga beberapa bulan agar tanah siap untuk menerima beban berupa bangunan. Ya, tanah yang sudah diuruk dan dipadatkan tidak dapat langsung dibangun.
Karena pada umumnya, tanah yang sudah dipadatkan sekalipun masih dapat bergerak ke dalam. Maka, tunggulah hingga terdapat tanaman yang tumbuh dengan baik, tanah tidak tergerus air hujan dan tidak retak ketika kemarau.
Cara memastikan kondisi tanah tersebut adalah dengan menusuk permukaan tanah dengan linggis. Jika masih berair dan mudah masuk, maka bisa dipastikan bahwa bekas tanah rawa tersebut belum siap untuk dibangun
Memasang Fondasi
Nah, langkah terakhir untuk dapat memulai membangun rumah di tanah rawa adalah memasang fondasi berupa tiang pancang atau bored pile. Pastikan Anda melakukan ini ketika tanah sudah pasti matang atau siap untuk dibangun.
Jika Anda menggunakan tiang pancang, maka tiang tersebut akan langsung dihujamkan ke tanah. Namun dengan menggunakan sistem bored pile, maka tanah akan dibor terlebih dahulu dan tiang akan ditanam setelahnya.
Salah satu dampak pemasangan tiang pancang adalah menimbulkan getaran dan suara yang dapat mengganggu sekitar. Maka dari itu, perlunya memberikan informasi atau himbauan kepada masyarakat terdekat.
Itulah sederet tips membangun rumah di tanah rawa yang bisa Anda terapkan.